Langsung ke konten utama

KETEGASAN KONSTRUKTIF Tips Menjaga Ketertiban Kelas

 

KETEGASAN KONSTRUKTIF

Tips Menjaga Ketertiban Kelas

 

Kelas yang terkendali dan kondusif sangat diperlukan oleh guru dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan kondisi itu guru bisa menyampaikan konsep-konsep dan instruksi dengan jelas tanpa ada bias pemahaman.

Suasana kelas yang kondusif tidak dapat terjadi begitu saja di kelas, tetapi hal tersebut harus diperjuangkan. Kebanyakan dalam proses pembelajaran, suasana kelas tidak kondusif terjadi karena ulah beberapa oknum siswa yang mengganggu konsentrasi guru dan peserta didik lainnya dalam mengikuti proses pembelajaran. Bahkan, bisa jadi guru kuwalahan dalam mengatasi keisengan oknum siswa tersebut, sehingga waktu pembelajaran habis hanya untuk menertibkan kelas.

Oleh karena itu guru perlu menguasai suatu ketrampilan khusus agar kondisi kelas selalu kondusif dan tidak kacau. Banyak pilihan ketrampilan yang dapat diambil oleh guru dalam menegakkan ketertiban kelas, dari pilihan menghukum siswa sampai mengeluarkannya dari kelas selama proses pembelajaran. Apapun pilihannya, ketrampilan yang dipilih hendaknya manusiawi dan tidak melanggar peraturan yang ada.

Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, sebenarnya guru tidak perlu marah-marah atau melakukan tindakan yang melanggar hak siswa. Apalagi sampai mengeluarkan kata-kata tidak positif yang menjatuhkan mental siswa di depan teman-temannya atau sampai mengeluarkan siswa dari kelas selama proses pembelajaran, Suasana kondusif dapat tercipta jika guru telah membekali dirinya dengan ketegasan yang konstruktif.

 

Ketegasan Konstruktif

Ketagasan konstruktif dapat diartikan sebagai keterampilan seseorang untuk menegakkan haknya secara sah tanpa mengganggu kepentingan orang lain. Dengan kata lain ketegasan konstruktif berarti menyamakan hak orang lain sederajat dengan hak kita sendiri. Harapan dari sikap ini adalah terciptanya kesadaran bahwa hak setiap orang harus dihormati.

Dengan memiliki sikap tegas guru dapat menjalankan proses pembelajaran dengan lebih baik. Sebab sikap tegas akan menimbulkan perasaan percaya diri dan kenyamanan pada guru maupun peserta didik, sehingga semua komponen dalam kelas akan memahami dan menghormati hak masing-masing. Selain itu guru yang memiliki ketegasan akan lebih mudah menemukan cara mengatasi suatu masalah  dalam  proses pembelajaran yang sedang dilakukannya.

Tidak hanya itu, ketegasan juga berfungsi menghindarkan sikap tidak patuh yang membuat seorang siswa tidak menghormati hak guru dan teman-temannya. Dengan keterampilan bersikap tegas tersebut, guru dapat menbentuk pemahaman siswa  bahwa ia sedang mengajar serius.

Ada empat aspek yang harus dikuasai oleh guru agar dapat memiliki sikap ketegasan konstruktif yaitu: 1) pernyataan yang jelas mengenai suatu masalah, 2) bahasa tubuh yang tidak ambigu, dan 3) mempertahankan perilaku yang sesuai.

Adapun penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut.

1)      Pernyataan yang jelas mengenai suatu masalah,

Dalam suatu proses pembelajaran terkadang siswa  melakukan tindakan yang mendatangkan persoalan seperti berbuat tidak pantas, memperlambat dimulainya pelajaran, merusak konsentrasi siswa lain atau tidak mengindahkan tugas dari guru. Ketika perilaku tidak baik tersebut dibiarkan, maka akan terjadi kegaduhan suasana kelas yang mempersulit guru untuk menyampaikan materi dengan baik.

Sebenarnya persoalan tesebut dapat diselesaikan dengan cara sederhana, yaitu menyatakan persoalan dan akibatnya kepada siswa  dengan jelas. Karena bisa jadi siswa  melakukan hal tersebut karena terbiasa dilakukannya di rumah dan tidak menyadari kalau hal itu salah. Fokuslah pada perilaku siswa, bukan pada siapa pelakunya. Sebagai contoh guru dapat member peringatan, “berkeliling di kelas dapat mengganggu teman yang lain”.

Untuk masalah tertentu, guru dapat berbicara empat mata dengan siswa yang membuat persoalan untuk mengetahui lebih dalam penyebab perilakunya itu dan menghindarkannya  dari persaan malu terhadap teman-temannya.

Prinsip pertama yang harus diperhatikan guru saat memberi peringatan atau menyelesaikan masalah secara langsung adalah tidak melebih-lebihkan perilaku siswa. Guru juga pantang memberi komentar yang bersifat menuduh, kasar atau mengatakan bahwa perbuatan tersebut ceroboh atau bodoh. Komentar semacam itu akan memicu perdebatan atau respon yang tidak menyenangkan.

Prinsip kedua ialah saat memberikan komentar tentang perilaku tidak baik siswa, sebaiknya guru menghindari menggunakan kalimat tanya. Hal itu akan menimbulkan respon defensive, penolakan atau bahkan perlawanan yang mengarah pada adu argument.

2)      Bahasa tubuh yang tidak ambigu,

Sikap tegas yang kosntruktif membutuhkan penegasan visual berupa bahasa tubuh yang jelas. Dalam menggunakan bahasa tubuh saat melakukan komunikasi, guru harus memperhatikan hal-hal berikut.

a.       Saat memperingatkan siswa gunakan tatapan mata yang serius, tetapi hindari tatapan yang penuh amarah dan permusuhan.

b.      Posisi tubuh harus menghadap siswa yang diperingatkan dengan kondisi tenang.

Dengan bahasa tubuh yang tepat, siswa akan merespon dengan baik maksud yang disampaikan oleh guru. Siswa akan menyadari bahwa yang dilakukannya tidak benar.

3)      Mempertahankan perilaku yang sesuai, dan

Guru yang tegas tidak mudah terpancing untuk begitu saja menyalahkan atau membenarkan setiap perilaku siswa yang berpotensi mengganggu jalannya proses pembelajaran. Ia akan menjadi pendengar yang baik untuk memahami keadaan dan alasan siswa  melakukan perilakunya itu.

Jika terbukti perilaku tersebut menyalahi prosedur atau kesepakatan yang berlaku, maka guru harus konsistens dalam menerapkan aturan tesebut. Hal ini harus dilandasi niat untuk mendidik siswa bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukannya.

Saat menerapkan perturan ini guru tidak harus melakukannya dengan penuh ketegangan, guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa  diselingi dengan humor segar yang tidak berlebihan. Sehingga siswa  dapat memahami perilaku yang diharapkan dan menjalankannya tanpa rasa takut.

 

Respons yang Empati

Aspek pendukung yang sangat diperlukan dalam melakukan ketegasan konstruktif adalah rasa empati. Dalam arti guru harus menunjukkan sikap memahami dan menerima perspektif siswa dalam suatu persoalan. Dengan empati, guru dapat lebih mudah mengklarifikasi dan menyelesaikan suatu persoalan yang dihadapi siswa.

Respons empati guru akan membuka serta melancarkan komunikasi antara guru dan siswa, sehingga setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan semangat kebersamaan dan saling pengertian. Akhirnya guru dapat menangani setiap persoalan yang dihadapi siswa  dengan tenang tanpa emosi yang berlebihan.

Agar dapat memberikan respons empati pada siswa , guru harus memenuhi dua persayaratan yaitu memiliki keterampilan mendengar dan keterampilan memproses persoalan.

1.      Keterampilan mendengar

Untuk menjadi pendengar yang baik, guru tidak hanya diam seperti patung tanpa ekspresi. Guru harus mampu memadukan sorot mata dengan gerakan tubuh tertentu sehingga dapat menghasilkan keterbukaan komunikasi antara guru dan siswa . Secara sederhana guru dapat memberi dorongan verbal berupa ucapan “Hmm”, “Ya”, “ saya mengerti” dan sebagainya untuk menunjukkan pada siswa  bahwa guru mendengarkanya dengan seksama.

2.      Keterampilan memproses

Selain mendengar dengan baik, gruru harus memiliki keterampilan dalam memproses setiap komentar atau keluhan yang diampaikan oleh siswa. Guru dapat mengulang dan merangkum berbagai penyebab siswa melakukan tindakan tertentu. Jika siswa  memberikan beraneka macam informasi dan cenderung membingungkan, sebaiknya guru memilih pesan yang dianggap penting dan patut untuk ditafsirkan lebih lanjut.

Pemecahan Masalah

Aspek pendukung terakhir yang harus dimiliki oleh guru untuk menunjang keterampilan ketegasan yang konstruktif adalah keterampilan pemecahan masalah.

Untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam kelas terkadang hanya diperlukan intervensi kecil berupa teguran saja, tetapi terkadang guru harus melakukan cara khusus jika teguran sudah dilakukan berkali-kali dan tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Sebenarnya guru bisa saja menghukum siswa yang melanggar tersebut, tetapi biasanya hal itu tidak menyelesaikan permasalahan sampai ke akarnya. Sebaiknya guru memilih cara yang lebih humanis untuk menyelesaikannya, seperti diskusi dengan siswa  untuk mengetahui akar persoalan dari perilakunya tersebut maupun bantuan yang dapat diberikan kepada siswa untuk mengatasi perilakunya itu

Ada tiga tahap yang dapat dilakukan jika guru memilih diskusi dengan siswa, yaitu: 1) identifikasi masalah, 2) pemilihan solusi, dan 3) pembentukan komitmen.

1)      Identifikasi masalah

Identifikasi masalah diawali dengan guru menyampaikan persoalan yang terjadi dengan jelas tanpa melebih-lebihkan. Guru harus menekankan agar permasalahan tersebut tidak berlarut-larut sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran.

Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dengan memberi ruang siswa  untuk mengungkapkan sudut pandangnya sehingga guru dapat memperoleh informasi penting guna merumuskan tindakan selanjutnya.

2)      Pemilihan solusi

Pada tahap ini guru dapat memberi kesempatan pada siswa  untuk memberikan solusi atas perilaku yang dilakukannya. Jika siswa  tidak dapat memberikan usulan, sebaiknya guru memberikan beberapa usulan yang positif untuk memperbaiki perilaku siswa tersebut.

 

3)      Pembentukan komitmen

Pada tahap terakhir ini guru meminta siswa  untuk menyepakati dan mematuhi solusi yang telah ditentukan bersama. Selanjutnya solusi tersebut akan dicoba dalam kurun waktu tertentu. Guru tidak boleh lupa memberikan pemahaman bahwa setelah masa percobaan, pelaksanaan solusi akan dievaluasi. Oleh sebab itu guru harus meminta siswa untuk berkomitmen dalam menjalankan solusi tersebut

 

Itulah beberapa trik yang dapat dilakukan untuk menciptkan suasana kelas yang tertib. Pelaksanaanya tentu dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing dan tingkat pelanggaran perilaku yang dilakukan oleh siswa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTI DAN MAKNA LOGO "SMPN 1 KUDU JOMBANG"

  LOGO SMPN 1 KUDU Logo SMP Negeri 1 Kudu berupa Perisai segilima berwarna biru langit  bertuliskan SMP NEGERI 1 KUDU dengan semboyan “AGAMIS PELESTARI BUDAYA LOKAL”  beserta  gambar  menara masjid berwarna hijua dengan kubah berwarna merah, dua buah sayap berwarna kuning emas yang berjumlah 5 untuk tiap sisinya, satu bintan di atas kubah berwarna emas, buku berwarna biru tua dan sebuah gamelan.   A.       GAMBAR DAN ARTINYA 1.        PERISAI SEGI LIMA berarti tekad sekolah untuk membentengi seluruh wragnya terhadap pengaruh yang tidak baik berdasarkan lima sila dari pancasila 2.        MENARA MASJID Berarti letak SMPN 1 Kudu di kota Jombang sebagai kota santri 3.        BINTANG Tekad untuk membimbing setiap siswa untuk mencapai prestasi maksimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya 4.        SAYAP BERJUMLAH LIMA KANAN DAN KIRI Tekad untuk mengantarkan warga sekolah menuju masa depan yang lebih baik 5.        BUKU Kegiatan Belajar dan Mengajar yang dilaksanakan

SOAL PILIHAN GANDA DAN JAWABAN TENTANG PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

  1. Orang atau kelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat sebagai pemimpin lembaga kemasyarakatan untuk mengadakan perubahan dinamakan ... . a. agent of change                                      c. unplanned change b. intended change                                       d. unintended change 2. Suatu penemuan baru yang sudah diterima dan dipakai masyarakat disebut ... . a. discovery                                                c. invention b. inovasi                                                    d. aplikasi 3. Perhatikan data berikut ini! 1) Hubungan didasarkan kekeluargaan        5) Pendidikan formal tinggi 2) Tertutup dengan masyarakat lain                        6) Mendasarkan hukum tertulis 3) Memanfaatkan IPTEK untuk kesejahteraan   7) Ekonomi pasar 4) Profesional                                                           8) Sikap menerima perubahan Ciri masyarakat modern ditunjukkan pernyataan …. a. 1, 2, 3, 4, 5, 6                      

RINGKASAN MATERI NEGARA MESIR

  MESIR A.       Letak               1.        Astronomis:;   22 0   LU - 32 0   LU dan 25 0   BT   - 36 0 BT B.       Batas Wilayah Utara         :    Laut   Mediterania Selatan      :   Sudan Barat          :   Libya Timur         :   Laut Merah C.       Iklim   1.        Berdasarkan garis lintangnya, Negara Mesir memiliki iklim subtropik   dengan dua musim yaitu musim panas yang sangat panas (hot summer) dan musim dingin yang ringan (mild winter) 2.        Berdasarkan kondisi fisiknya memiliki iklim   gurun D.       Bentuk muka bumi 1.        Sebagian besar berupa gumuk pasir (sand dunes) 2.        Bentuk muka bumi utama a. Semenanjung Sinai  Semenanjung Sinai merupakan daerah tandus dan bergunung-gunung dengan puncaknya Jabel Katherina (1.602 m).  b. Gurun Timur  Daerah Gurun Timur terletak di antara Laut Merah dan Sungai Nil. Wilayahnya berupa pegunungan yang tandus dan sulit dilalui. Puncak tertingginya adalah Jabel Hamanda dengan tinggi 1.977